Tentang Jilbab, Tentang Pilihan
Berawal dari obrolan kosong...
Mawar: Percaya ga? Walaupun sekarang aku pake kerudung, aku dulu doyan banget pake baju seksi, secara anak
cheers.
Anggrek : Oh ya? Lalu bagaimana komentar orang-orang setelah
kamu pakai kerudung? Aku saja yang ga suka pake baju seksi banyak dinyinyirin.
Dibilang ‘paling cuma sementara’ atau ‘ih kamu jadi kayak ibu-ibu.’ Haha.
Sudahlah, masa lalu.
Mawar: Nah, apalagi aku. Mereka bilang aku jadi culun,
‘penampilannya sih berkerudung, tapi hatinya..’ yah cukup menyakitkan. Banyak
banget yang mencibir. Tapi sudahlah. Aku pikir mereka cuma sulit menghargai
usahaku untuk jadi lebih baik.
Anggrek: Banyak teman yang ragu untuk berkerudung karena
mereka takut terlihat tidak cantik, takut terlihat lebih tua.
Mawar: Bahkan banyak yang berpikir kalau gadis berkerudung
belum tentu lebih baik dibandingkan yang tidak.
Anggrek: Iya. Aku cuma senyum kalau mendengar pernyataan
itu. Bisa-bisa aku disangka membela diri kalau menyanggahnya. Hehe.
Mawar: Aku sudah mengalami semuanya. Lorong gelap penuh
nista, manusia-manusia budak setan, dan pemandangan-pemandangan mengerikan yang
tidak akan bisa kau bayangkan. Sampai akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa
cuma kerudung yang bisa melindungiku dari hal-hal hina seperti itu.
Anggrek: Ketika aku menyaksikan teman-temanku yang cantik dengan rok
mini mereka, rambut mereka yang terurai panjang dan lekuk tubuh yang nyaris
sempurna. Kemanapun mereka pergi, mata lelaki selalu lekat memandang. Untuk apa
itu semua? Kebanggaan? Jika aku jadi mereka, tubuhku dipandangi lelaki yang
namanya pun aku tak tahu. Aku pasti malu.
Mawar: Dan aku bersyukur hidayah datang padaku lebih cepat.
Ya, aku bangga melihat penampilanku di cermin dengan kerudung yang membuatku
terlihat lebih tua.
Anggrek: Jangan sebut tua, sebut saja dewasa. Jangan sebut
hidayah, sebaiknya sebut itu pilihan. Manusia bisa memilih kapan saja mereka
mau. Iya kan? Haha.
Mawar: Lalu apa yang membuatmu kuat dengan semua nyinyiran
itu?
Anggrek: Apa yang membuatku kuat? Sudah aku bilang kan tadi.
Rasa malu. Aku lebih malu mengobral auratku daripada harus mendengarkan anjing menggonggong
Comments
Post a Comment