Do we really need gender equality?

Konsep kesetaraan gender jadi hal terakhir yang menarik minat saya waktu kuliah. Awalnya saya bahkan menganggap konsep ini silly karena menurut saya pembagian tugas berdasarkan gender itu perlu demi keseimbangan. Padahal saya sudah pernah nonton film "Perempuan Berkalung Sorban", "Mereka Panggil Saya Monyet", dan drama super klasik "The Taming of The Shrew", tapi ternyata the world is way broader than I realize. Lingkungan yang saya anggap sudah cukup baik dalam menanggapi kesetaraan gender, ternyata masih mengandung beberapa hal yang mengadopsi budaya patriarki. Dan saya pun baru sadar kalau hidup saya saat ini adalah hasil dari konsep gender inequality :)

Sebelumnya saya menganggap 'nature' dan 'nurture' sama saja, ternyata itu dua hal yang beda banget. Yaa mungkin batasan perbedaannya ga saklek dan kadang overlapping, but society often memperlebar definisi nature dan menyempitkan makna nurture.

Saya masih perlu banyak belajar soal ini. Apalagi ini berkaitan erat dengan kondisi fisik yang memang berbeda antara gender satu dan lainnya. Apakah ini memang disebabkan oleh gender A yang anatomi tubuhnya memang berbeda dari sananya atau karena perlakukan society terhadap gender tertentu sehingga setelah ratusan bahkan ribuan tahun, perbedaan antara gender A dan lainnya terbentuk karena struktur masyarakat?

Jika iya, maka menurut saya ini miris banget. Karena apapun gendernya, mereka tetap manusia yang ingin berkembang dan berekspresi. Jadi "pembatasan gerak" bagi gender tertentu hanya karena stereotype rasanya terlalu kejam. Misalnya gender tertentu dianggap tidak bisa menentukan pilihannya sendiri karena clueless dan dangkal. Padahal ga semuanya kayak gitu. Contoh lainnya adalah gender tertentu harus terlihat kuat dan berwibawa, padahal banyak juga yang lebih sensitif dibandingkan gender sebelah.

Hal yang telah terlanjur terbentuk dari society pasti sulit banget mengubahnya. Mungkin butuh berpuluh-puluh generasi sampai seluruh gender bisa mendapatkan pemakluman yang sama. Suatu hari nanti akan ada masa ketika seseorang sedih dan menangis, hal tersebut tidak dikaitkan dengan gendernya. Karena lumrah dan wajar baginya untuk mengekspresikan apa yang dia rasakan. Lalu nanti juga akan ada masanya ketika gender tertentu ingin berkarya dan berprestasi, tidak ditahan-tahan karena dia terlahir sebagai gender A.

Tapi, akan jadi apa dunia itu nanti ya? Saya juga belum tahu dan tidak bisa menebak-nebak. Hal yang terlihat adalah pasti akan jadi lebih baik jika setiap individu bisa berkarya. Bisa loh ya. Bukan berarti mereka dipaksa untuk berkarya. Inti dari gagasan kesetaraan gender adalah kebebasan bagi tiap individu untuk menjadi apapun yang dia merasa nyaman tanpa terhalang gender. Tentunya dia pun harus paham betul apa saja konsekuensi yang akan ditemui and be fine with it.

Lalu yang saya suka dari ide kesetaraan gender adalah akan ada masa ketika dalam suatu perkara, tidak ada lagi gender tertentu yang dikambinghitamkan padahal itu kan hasil dari society. Everyone can make mistakes terlepas dari apapun gender mereka. Frankly speaking, saya lebih senang dengan situasi seperti itu ketimbang harus hidup dengan stereotype dan judgment yang belum tentu benar dan terlalu menggeneralisir. Menurutmu bagaimana?

Comments

Popular Posts